Tanah Bumbu – Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Pangan Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, melakukan monitoring ketersediaan dan harga bahan pokok di pasar harian Kecamatan Simpang Empat. Hasilnya, stok bahan pokok dipastikan aman hingga beberapa bulan ke depan.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perdagangan, dan Perindustrian (Diskumdagri) Tanah Bumbu, H. Hamaludin Tahir, Jumat (6/10), menyatakan bahwa tim Satgas melakukan pengecekan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok setelah perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW serta menjelang Pilkada 2024. Ia menyebutkan bahwa ketersediaan barang stabil dan tidak ada kelangkaan.
“Alhamdulillah, hasil monitoring menunjukkan bahwa stok bahan pokok di pasar dan distributor cukup hingga akhir tahun,” ujar Hamaludin.
Meskipun beberapa bahan pokok mengalami kenaikan harga, Hamaludin menegaskan bahwa kenaikan tersebut masih tergolong wajar. Ada juga komoditas yang harganya tetap stabil, bahkan mengalami penurunan.
Beberapa komoditas, seperti cabai dan bawang, memang mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh tingginya permintaan di pasar, sementara stok yang ada relatif terbatas. Selain itu, kenaikan tarif angkutan barang ke wilayah Tanah Bumbu turut mempengaruhi harga bahan pokok.
“Pada akhir September hingga awal Oktober 2024, terjadi kenaikan harga ayam yang cukup signifikan akibat tingginya permintaan saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW,” tambahnya.
Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok, terutama menjelang Pilkada 2024. Tim Satgas Pangan secara rutin memantau stok dan fluktuasi harga di pasar-pasar di wilayah Bumi Bersujud.
Selain itu, Pemda Tanah Bumbu juga berkomitmen untuk memastikan kelancaran distribusi bahan pokok agar tidak terjadi kelangkaan. Hamaludin berharap para pedagang di pasar tradisional dapat bekerja sama dengan Satgas Pangan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan barang.
“Semoga kondisi kestabilan pasokan ini bisa bertahan lama sehingga tidak ada kenaikan harga yang signifikan di pasar tradisional,” harap Hamaludin.
Adapun hasil monitoring harga bahan pokok oleh tim Satgas Pangan, di antaranya:
- Beras unus mutiara lokal: Rp16.000/liter turun menjadi Rp11.250/liter.
- Beras Mayang: Rp17.600/liter turun menjadi Rp13.750/liter.
- Beras siam: Rp14.300/liter turun menjadi Rp10.740/liter.
- Beras cihirang: tetap Rp12.500/liter.
- Beras 42 Pagatan: Rp15.000/liter turun menjadi Rp11.500/liter.
- Beras Sulawesi: Rp14.600/liter turun menjadi Rp10.750/liter.
Harga sayuran dan bahan lainnya:
- Jagung: tetap Rp10.000/kg.
- Kacang hijau: turun menjadi Rp25.000/kg.
- Kacang tanah: naik menjadi Rp32.000/kg.
- Kedelai: naik menjadi Rp20.000/kg.
- Singkong: tetap Rp7.000/kg.
- Ubi jalar: tetap Rp10.000/kg.
- Cabe merah besar: turun menjadi Rp45.000/kg.
- Cabe rawit lokal: turun menjadi Rp60.000/kg.
Produk hewani:
- Daging sapi: tetap Rp160.000/kg.
- Daging ayam potong ukuran sedang: naik menjadi Rp40.000/ekor.
- Itik atau bebek: tetap Rp95.000/ekor.
- Tulangan sapi: Rp100.000/kg.
“Selain itu, harga gula pasir naik menjadi Rp18.000/kg, dan minyak goreng merek Bimoli naik menjadi Rp22.000/liter,” tutup Hamaludin.